Sabtu, 19 September 2009

Harry Potter

Penyihir Itu Inggris Tulen
Di Balik Sukses 'Harry Potter' (2)
Ritno Hendro Irianto & Vina Ramitha
JK Rowling dan Daniel Radcliffe.
(Istimewa)

Ketika film Harry Potter pertama kali dibuat, JK Rowling bersikeras melibatkan para pemerannya dari orang Inggris tulen. Tujuannya agar nuansa kental Inggris di novelnya tidak terhapus. Maka dipilihlah Daniel Radcliffe, aktor cilik Inggris, sebagai Harry Potter.

Boleh dibilang tidak ada aktor Hollywood yang muncul dalam film ini. Perkiraan Rowling pun terbukti. Selain film-film Potter berkesan 'Inggris banget', seni peran yang ditampilkan para aktor dan aktris cilik asal Britania Raya itu pun mendapat sambutan luar biasa.

Tak mengherankan bila seri pertama film Harry Potter pun meledak. Sukses itu kemudian diraih juga oleh sekuel-sekuel berikutnya, termasuk Harry Potter and the Chamber of Secrets yang meluncur pada 2002.

Pada Juni 2003, seri kelima buku Harry Potter yang berjudul Harry Potter and the Order of Phoenix dirilis di pasaran. Buku ini terjual sebanyak 7 juta kopi pada hari pertama penjualannya. Ini karena promo buku ini dilakukan lebih gencar.

Banyak perubahan yang dialami karakter Potter seiring kedewasaannya yang mulai tampak. Ini menyebabkan penggemar seakan merasa tumbuh bersama Harry Potter dan kawan-kawannya.

Penghargaan pun kembali diraih Rowling. Ia menerima British Book Awards untuk kategori Book of the Year dan juga WH Smith People's Choice Award pada tahun yang sama.

Pada 2004, film ketiga Potter dibuat dengan judul yang sama, yaitu Harry Potter and the Prisoner of Azkaban. Sementara itu, selama dua tahun penggemar menantikan seri buku selanjutnya.

Lama memang waktu yang dibutuhkan Rowling untuk menyelesaikan seri keenam, Harry Potter and The Half-Blood Prince. Rowling mempersembahkan buku ini untuk Mackenzie, putrinya yang lahir di tengah-tengah penulisan buku ini.

Dalam buku ini, banyak dikisahkan tentang latar belakang musuh bebuyutan Potter, Lord Voldemort. Seakan mempersiapkan untuk segera mengakhirinya, karakter Harry mulai melakukan banyak persiapan menghadapi pertarungan puncak.

Begitu mendunianya Potter, dalam 24 jam pertama saja buku ini terjual 6,9 juta kopi. Di daratan AS saja terjual sebanyak 287.564 buku per jam. Ini menjadikannya sebagai buku yang terjual tercepat sepanjang masa. Edisi bahasa Indonesia terjual 53 ribu kopi pada saat peluncurannya.

Seperti seri sebelumnya, tidak lengkap rasanya bila buku petualangan Potter tidak mendapat penghargaan. Seri ini mendapat award ALA Best Book for Young Adults serta penghargaan New York Times Notable Book.

Itu hanya beberapa dari sekian banyak penghargaan yang diraihnya. Dan juga Penghargaan dari British Book Award kembali diterimanya, untuk Book of the Year 2005.

Bahkan Associated Press pernah mengungkapkan bahwa buku ini sangat kuat dan merupakan persiapan menghadapi akhir yang tak terlupakan. Sulit memang menerima bahwa sesuatu yang begitu merasuk ke hati banyak orang kini akan berakhir. Penggemar tentunya ingin Rowling terus menulis, namun keputusan telah dibuatnya.

Di tahun yang sama, film keempat Potter juga rilis di pasaran. Karakter Potter memang makin bertumbuh dewasa, maka jangan heran jika pembuatan seri film Harry Potter selalu dikebut. Termasuk untuk Harry Potte and The Goblet of Fire ini.

Akhirnya terbitlah seri terakhir yang bertajuk Harry Potter and The Deathly Hallows pada 21 Juli 2007, satu menit setelah tengah malam. Peluncurannya dilakukan secara serentak di 93 negara, tidak termasuk Indonesia, yang diluncurkan baru pada Januari lalu.

"Buku ini berkaitan erat dengan seri sebelumnya," kata Rowling.

Menurutnya, buku ini hampir seperti dua bagian dari satu novel. Hanya beberapa jam setelah tanggal peluncuran diumumkan, buku ini mendapat predikat best-seller di Amazon dan Barnes and Noble, perusahaan-perusahaan penerbitan terkenal.

USA Today juga menyatakan buku ini sebagai Book of the Year mereka. Setiap serinya terjual minimal 70 juta kopi di seluruh dunia. Kini, Harry Potter telah diterjemahkan ke lebih dari 65 bahasa.

Masih pada tahun yang sama, film kelimanya hadir di layar lebar. Harry Potter and the Order of Phoenix juga kembali masuk ke dalam jajaran film box office. Selama ini, seri film Potter selalu menjadi box office, sebab waktu penayangannya selalu tepat, yaitu pada musim panas atau yang selalu bertepatan dengan musim liburan sekolah di Indonesia.

Rowling menyatakan, seri terakhir novel ini merupakan seri favoritnya meskipun ia menyukai semua serinya. Sedangkan untuk filmnya, pertengahan 2008 adalah waktu rilis yang telah ditentukan untuk seri keenam Potter.

Sementara seri ketujuhnya saat ini sedang digarap. Menurut perkiraan dari Warner Brothers selaku studio pemegang lisensi, film terakhir tersebut akan dibagi menjadi dua agar penonton bisa mendapat esensi yang lengkap dari sebuah finale. Rencananya film itu akan dirilis pada 2010. [Bersambung/P1]

0 comments:

Posting Komentar